Ok. Kemarin aku
dah cerita gimana pengalaman kami waktu pendakian gunung merapi. Walaupun tidak
sampai puncak karena badai dan kelaparan melanda kami. Hehehe…sekarang aku
ingin berbagi pengalaman tentang pendakianku di gunung merbabu. Dulu aku sama
sekali nggak kenal apa tu gunung merbabu. Gak ada menariknya blas…nggk terkenal
lagi, nggk kayak gunung merapi, semeru, bromo. Tapi setelah aku mendaki gunung
itu, aku baru ngerasa ternyata banyak sekali gunung gunung selain merapi,
semeru, dan bromo yang memiliki pemandangan yang nggak kalah indah. Sampai
sampai aku berfikir juga, ntar klo ada yang berurusan sama alam Indonesia harus
berurusan sama gue. Langkahin dulu mayat gue. Sok pahlawan…wkwkwk…
Banyak yang
bilang ketika aku mau muncak, klo aku itu ikut2an film 5 cm. yang ngedaki
gunung semeru itu. Yaudah. Aku bilang aja klo justru film lima cm itu yang
ikut2an gue. Haha. Soalnya jauh hari sebelum aku nonton film 5 cm, aku juga
udah suka ke gunung. Sejak kecil malahan. Gunung tu rumah gue. Hutan itu
kampung gue. Jadi jangan macem macem sama mereka. Wkwk.
Yaudah ku
lanjutin cerita kemarin waktu aku turun dari merapi dan cari makan malam. Aku
dan teman2 turun gunung cari makanan ke kota. Waktu itu hujan lebat lagi.
Pusing kita, dmana mana gk ada yang jualan nasi, yang ada malah mie dan bakso.
Setelah turun jauh akhirnya dapat juga kami penjual ayam goreng. Langsung aja
kami samperin dan pesan beberapa porsi. Sambil menikmati masakan, kami
bermusyawarah masalah pendakian gunung merbabu. Waktu sudah menunjukkan pukul 7
malam. Mumtazi tetap ingin pulang karena dy harus mengantar pegawainya tour.
Zia sih nggk ingin pulang, cuman dia ingin istirahat di basecame karena
kondisinya yang mengenaskan. Masih lemas gara gara nggak makan pagi.heheheh…tapi
kami sarankan pulang juga bersama mumtazi dkk. Reza pun juga ditelpon ortunya
untuk balik ke pondok. Karena ortunya mau ke pondok. Mereka bertiga nggk ada
yang bisa nyetir mobil. Akhirnya mau nggak mau, anas yang juga punya urusan
dipondok harus mau mengantar mereka bertiga pulang balik. Walaupun dia bilang
sebenarnya masih ingin ikut muncak merbabu. Ok, akhirnya 4 dari 9 orang kami
putuskan untuk pulang. Kami shalat dulu di masjid dan kemudian berpisah. Kami
bawa dua mobil. Jadi satu mobil pulang dan satu lagi kami pake ke merbabu.
Sisa 5 orang. 5
orang ini yaitu gue, zidni, recho, abu hasan, dan anshar. Malam ini kami harus
bisa menemukan basecame gunung merbabu. Setelah keliling keliling di sekitar
gunung merbabu, malam malam, gelap. Tapi pake mobil sih….kita pun menemukan
basecame. Akunya sih berniat klo malam ini kita berangkat langsung ke puncak
merbabu, takutnya kayak kejadian kemarin di merapi, kalo kita mulai pendakian
pagi hari, otomatis akan sampai puncak siang atau sore, padahal kalo jam jam
segitu, puncak itu pasti penuh kabut, bisa bisa malah hujan. Kan lagi musim
hujan. Tapi si abas bilang kalo kita melanjutkan pendakian langsung malam ini,
dy kagak kuat, kakinya gk kuat. Harus istirahat dulu. Ok. Kita putuskan untuk
istirahat dulu, tidur, buat ngumpulin tenaga. Nanti kita mulai pendakian jam 1
atau jam 2 an lah..kami disambut hangat sama tuan rumah di basecame. Kami
mendaftarkan diri, menulis nama, nomer telpon, dan target kapan kami akan turun
gunung serta membayar retribusi @4000. tak beberapa lama kami istirahat,
kamipun langsung tertidur pulas didalam sleeping bag yang sudah kami
persiapkan. Hangat.
Jam 2 tepat, aku
tiba tiba terbangun dari tidur, aku langsung melihat jam tangan, waduh jam jam
2..!! aku segera membangunkan temen2 yang lain. Satu jam kami melakukan
persiapan. Mulai dari air minum, mie instan, beras, ubi. Jam 3 akhirnya kami
bisa memulai pendakian. Bismillahirrahmanirrahim….:)#
Klik show untuk membuka gan
Langit masih
sangat gelap. Dini hari ini terlihat sangat cerah dengan bintang bintang
dilangit. Kami siapkan senter, sedangkan aku pake senter yang di kepala. Jadi
tanganku bisa bebas bergerak. Nuansa dingin membeku menembus baju, jaket dan
kulit kami, merasuk ke dalam daging kami. Sejuk, tenang, nyaman sekali rasanya.
Kami mulai masuk hutan. Suara hewan malam bersahut sahutan dalam hutan. Pertama
kami berangkat masih terasa sangat dingin sehingga memaksa kami untuk memakai
baju yang berlapis lapis. Tapi lama kelamaan malah terasa panas dan sumpek.
Sampai kita putuskan untuk istirahat dan melepas jaket. Hehe..keringat
bercucuran. Sambil istirahat kami sempatkan untuk berfoto2. #
Klik show untuk membuka gan
Klik show untuk membuka gan
Beberapa kali
kami istirahat sampai akhirnya kami masuk waktu subuh dan menunaikan shalat
shubuh pake tayammum. Dingin sekali rasanya. Jadi, kalo dalam pendakian, kita
terlalu lama berhenti makan akan terasa dinginnya, tapi kalau sudah jalan
dinginnya nggak terlalu berasa. Shalat subuh udah, dilanjutkan makan roti
seribuan, dan permen karet. #
Klik show untuk membuka gan
Kami lanjutkan
perjalanan kami menembus hutan rimba. Langit mulai cerah. Mentari pagi mulai menyapa
kami. Sehingga gunung merapi yang kemarin kami daki terlihat jelas sekali.
Mantaapp…kami berfoto foto sepuasnya. Sedikit2 foto. Pokoknya acaranya cuman
ngehabisin batere kamera dah…haha.nih gue lampirin beberapa foto gue.#
Klik show untuk membuka gan
Waktu dah
menunjukkan jam 7. Tak terasa 4 jam sudah kami mendaki. Kami memutuskan untuk
segera mencari tempat untuk bertenda dan memasak karena perut kami sudah
kelaparan sekali. Dah keroncongan. Untungnya belum koploan. Wkwkwk. Perjalanan
kami lanjutkan sambil mencari mana tempat yang cocok untuk memasang tenda.
Sejam kemudian akhirnya kami dapat tempat yang bagus banget buat bertenda. Ada
tempat buat masaknya juga. Jadi tanahnya datar dan ada bebarapa semak belukar
untuk memasak supaya kompor kami tidak kena angin. Setengah jam kami membuat
tenda dan persiapan memasak. Masak nasi, air, telor, mie instan. Gue baru tau
kalo kita tuh bisa manasin air pake plastic. Jadi air kita taruh di plastic
bening terus kita gantungin, bawahnya kita bakar pake api. Gk bakalan leleh tuh
plastiknya. Cuman plastiknya agak mengkerut dikit. Tapi alhasil, airnya akan
menjadi panas. #
Klik show untuk membuka gan
Klik show untuk membuka gan
Sip..makanan dah
siap. Nasi plus mie rebus plus telor. Panasssss…..tapi nikmaaatttt….hehehe.
kami benar benar kelaparan dan makan dengan lahapnya. Selesai makan kita santai
santai dulu sambil menikmati suasana, foto2, menikmati pemandangan bungan
eidelweis dari jauh. Soalnya eidelweisnya masih agak ke atas lagi. Kata si cumi
sih disini tuh surganya eidelweis. istirahat bentar di tenda. Gue inget banget
waktu itu gue suka muter lagu maher zein “always be there” pake hape. Yang bisa
buat hati gue nyamaaaan gitu. Hehehe.#
Klik show untuk membuka gan
Klik show untuk membuka gan
Sejam sudah kami
di bertenda. Kami segera bersiap untuk melanjutkan pendakian. Ternyata si
anshar bilang kalau dya sudah nggak kuat lagi. “Kalu buat muncaknya sih kuat,
tapi kalau turunnya nanti kayaknya aku dah nggak kuat sad,,,,” dia bilang gitu
ke gue. Wah harus gimana lagi. Gue bilang kalo kamu tinggal ditenda, kita
bakalan balik dari puncak nanti sore jam 4. Gimana?? Dia nyanggupin. Yaudah
akhirnya dia kita tinggal di tenda. #
Klik show untuk membuka gan
Sisa 4, kami dah
nggak sabar lagi buat ke puncak. Langsung kami lanjutkan perjalanan dengan
meninggalkan anshar seorang diri di tenda. Aku sih nggak terlalu khawatir
soalnya dia kan cowok. Klo ninggalin cewek sendirian ditempat seperti itu, baru
namanya kebangetan. Hehe. Sekitar sepuluh menit kami melanjutkan perjalanan,
kami sampai kepada padang sabana yang subhanallah deh. Diantara rumput yang
hijau itu ada bunga bunga kecil yang menghiasinya. Kita sempatin buat foto2 sambil tarik nafas
bentar.#
Lihat suasana dan bunga eidelweis yang masih ada diatas sana. Depan ada
bukit. Kita kira itu dah puncak. Ternyata dibalik bukit itu ada bukit lagi. Gila…hampir
aja kita putus asa ditengah jalan. Setelah sejenak menarik nafas, kami
lanjutkan perjalanan. Kali ini kami melewati jalan seperti bekas sungai. Tapi treknya
agak lumayan licin, karena jalannya masih berupa tanah yang menanjak. Hanya sedikit
batu yang kami gunakan untuk pegangan. Tapi tetap gk kalah indahnya…nih gue
kasih fotonya..#
Klik show untuk membuka gan
Klik show untuk membuka gan
Klik show untuk membuka gan
Mantap kan…dibukit ini kami
menemukan immemorium alias batu nisan pendaki yang meninggal dan dikubur
dibukit itu.
Setelah melewati beberapa saat akhirnya kami sampai di ujung
bukit, setelah melewati hutan2 dengan
pohon yang agak aneh. Ranting2nya kelihatan seperti tangan tangan setan gitu. Diselimuti
kabut. Pokoknya kayak di film harry potter dah..asyik banget suasananya..#
Klik show untuk membuka gan
Klik show untuk membuka gan
Berbukit bukit kami lewati sudah. Dan
yang paling mengesankan bagi kami adalah waktu kami sampai di sabana 1. Disana
kami bertemu dengan rombongan dari bandung. Mereka berbicara bahasa sunda,
mereka kira kami tidak faham dengan bahasa mereka, padahal si zidni itu dari
tangerang. Sunda banget. Kamipun menyapa mereka pake bahasa sunda, kaget
mereka. Kita pun tertawa bersama dan foto bareng juga.#
Klik show untuk membuka gan
Perjalanan kami lanjutkan lagi. Lagi
lagi kami melewati padang sabana. Diantara bukit2 teletubbies yang ditengahnya
ada jalan setapaknya. Masih diselimuti kabut tebal. Foto lagi…foto
lagi..walaupun hasil jepretan kami tidak sebagus dan seindah aslinya karena
tertutup kabut.#
Klik show untuk membuka gan
Kamipun mulai mendapatai tanjakan dahsyat…tanjakan
yang penuh dengan padang rumput. Sedikit2 memaksa kami untuk istirahat. Bahkan sampai2
beberapa dari kami tertidur. Walaupun hanya beberapa menit. Saking capeknya
kali ya….kami kirapun itu adalah puncak gunung merbabu. Tapi ternyata bukan
juga. Karena ketika kami sampai dipuncaknya, muncul lagi bukit 2 baru yang
mewajibkan kami untuk mendaki lagi dan mendaki lagi. Gilaa…hampir aja kami
putus asa. Kalo bukan karena saling menyemangati mungkin kami dah putus asa dan
balik arah pulang. Tapi tekad kami bulat. Mau gak mau, kuat gak kuat kami harus
tetap ke puncak impian kami. Kami pun istirahat sebentar dijalan. Sambil melihat
jurang padang rumput yang ujungnya tak tampak lagi oleh kami saking jauhnya dan
tertutup kabut lagi. Kami makan roti seadanya dan telor rebus sisa makan pagi
tadi. Ternyata makan telor rebus itu nikmat sekali. Baru ngerasain aku, makan
telor rebus paling enak. Hehe…air minumpun tinggal setengah botol untuk 4
orang. Padahal belum untuk perjalanan balik. Tapi kami yakin pasti cukup.#
Klik show untuk membuka gan
Kami lanjutkan perjalanan lagi. Baru sebentar
saja, kami lihat dari kejauhan ada 2 tenda terpasang ditengah padang sabana. Dibalik
tenda itu tampak sebuah gunung yang gagah berdiri. Kami yakin itulah puncak
merbabu yang kami idam idamkan. Tampak pula jalan setapaknya. #
Tampak pula disana ada rumput
berbentuk hati atau semacam love. Dari kejauhan tampak kecil, tapi kami yakin
kalau kami dekati pasti ukurannya besar sekali. Tapi kalau kami mau ketempat
itu, kita musti turun lembah dulu. Hal itulah yang mengurungkan niat kami untuk
kesana. Akhirnya kamipun sampai ditenda itu. Kami berkenalan dengan
penghuninya, ternyata mereka adalah mapala dari manado. Dan mereka banyak
jumlahnya. Cowok dan cewek. Mereka sedang masak masak untuk makan siang mereka.
Tanpa berlama lama, kami bergerak menuju bukit terakhir yang kami yakini puncak
merbabu. Pemandangan yang maha dahsyaat…tak henti2nya kami memuji sang
penciptanya, kami memasuki hutan eidelweis sang bunga abadi. #
Klik show untuk membuka gan
Akhirnya kami sampai pula ditanjakan
terakhir. Ini benar benar dan betul betul terakhir. Hehe. Kalau misalnya ini
bukan puncak kami berjanji akan putar balik dan pulang. Capek tau…haha…bismillah
kami tanjaki tanjakan itu. Setengah jam lamanya. Ini benar benar tanjakan
paling dahsyat dan paling capek. 45 derajat kemiringannya. Luarbiasa. Sebelum puncak,
gerimispun datang, kami segera menggunakan jas hujan kami. Tak beberapa lama
setelah itu kami pun sampai ke puncak harapan kami. PUNCAK GUNUNG MERBABU 3142
Mdpl. #
Aku hampir tak percaya, benarkah ini
puncaknya?? Luasnya hanya seluas sebuah ruangan kecil dengan beberapa bebatuan
yang tertancap didalam bumi. Namun disitu ada plang bertuliskan Puncak
Trianggulasi TN Gunung Merbabu. Inilah yang meyakinkan kami bahwa tempat ini
adalah puncak gunung merbabu. Gerimis mereda. Namun kami tidak bisa melihat apa
apa kecuali kabut dan tanah yang kami pijak. Kabutnya benar2 tebal. Kami segera
mengambil gambar. Takut hujan datang. Masih terasa juga air gerimis jatuh. Sehingga
kami harus menutupi atas kamera dengan tangan supaya tidak kena tetesan air. Alhamdulillah
kabut mulai mereda. Kami bisa melihat pemandangan maha dahsyat dari puncak
merbabu. Tampak bukit2 teletubbies dari atas. Tampak juga tenda yang tadi kami
lewati. Kami tersenyum puas karena jerih payah kami terbayar dipuncak ini.#
Klik show untuk membuka gan
Klik show untuk membuka gan
Tak beberapa lama kami menikmati puncak, kami
merasa bahwa hujan akan datang. Maka kami putuskan untuk segera turung gunung. Dan
benar saja, hujan turun dengan deras sekali. Sehingga memaksa kami untuk ekstra
hati2 ketika turun. Takut terpeleset.
Dan sampailah kepada padang sabana tempat
tenda orang2 manado tadi. Ternyata mereka sudah bongkar tenda dan turun. Perjalanan
turun tidak terlalu terasa. Kamipun sampai tenda kami dan mendapati si anshar
tertidur pulas. Nggk tau dy kalau kami habis kehujanan dahsyat. Kamipun masuk
tenda ganti baju dan shalat jama’ dzuhur dan ashar. Lucunya, di hujan lebat
seperti ini kami tayammum…hehe..nggk tau gimana hukumnya. Jam menunjukkan pukul
setengah lima. Kamipun makan seadanya dari sisa nasi tadi pagi. Nasinya terasa
begitu dingin. Lauknya mie rebus yang masih mentah dan kami jadikan semacam
kerupuk. Tapi anehnya habis juga. Mungkin karena kami dah terlalu laparrr….kami
istirahat dan tidur sampai jam 5 sore. Akhirnya, mau nggak mau jam 5 tepat kami
bongkar tenda. Walaupun masih hujan lebat. Walaupun capek masih melanda kami. Tapi
kami nggakmau mati beku disini. Lagipula hari sudah mulai larut. Kami tidak mau
sampai bawah terlalu malam. Beres sudah semuanya, aku ingat jam setengah enam
kami mulai turun, dalam perjalanan turun hujan masih sangat deras. Dingin memang,
namun ketika kami mulai jalan,kedinginan itu mulai tak terasa lagi. Ditengah perjalanan
sandalku putus. Aku buang aja. Akhirnya akupun berjalan tanpa alas kaki. Hehe…sakit
juga ya tenyata. Jam setengah tujuh malam kamipun sampai dibasecamp. Perasaan senang
dan capek, kedinginan bercampur aduk. Kamipun segera membersihkan diri, ganti
baju dan makan. Basecamp ini menjual juga makanan2 dan beberapa souvenir seperti
kaos, stiker, dll. Setelah istirahat satu setengah jam, tepat jam 8 kami pulang
ke pondok. #
Klik show untuk membuka gan
Ya jadi kayak gitu ceritaku saat
melakukan pendakian ke puncak merbabu. Sungguh ini akan menjadi pengalaman yang
tak akan terlupakan seumur hidupku. Semoga cerita ini bisa bermanfaat untuk
teman2 khususnya para pendaki yang ingin mendaki gunung merbabu. Aminn ya
robbal alamin…