Selasa, 26 Februari 2013

PENDAKIAN GUNUNG MERBABU


Ok. Kemarin aku dah cerita gimana pengalaman kami waktu pendakian gunung merapi. Walaupun tidak sampai puncak karena badai dan kelaparan melanda kami. Hehehe…sekarang aku ingin berbagi pengalaman tentang pendakianku di gunung merbabu. Dulu aku sama sekali nggak kenal apa tu gunung merbabu. Gak ada menariknya blas…nggk terkenal lagi, nggk kayak gunung merapi, semeru, bromo. Tapi setelah aku mendaki gunung itu, aku baru ngerasa ternyata banyak sekali gunung gunung selain merapi, semeru, dan bromo yang memiliki pemandangan yang nggak kalah indah. Sampai sampai aku berfikir juga, ntar klo ada yang berurusan sama alam Indonesia harus berurusan sama gue. Langkahin dulu mayat gue. Sok pahlawan…wkwkwk…
Banyak yang bilang ketika aku mau muncak, klo aku itu ikut2an film 5 cm. yang ngedaki gunung semeru itu. Yaudah. Aku bilang aja klo justru film lima cm itu yang ikut2an gue. Haha. Soalnya jauh hari sebelum aku nonton film 5 cm, aku juga udah suka ke gunung. Sejak kecil malahan. Gunung tu rumah gue. Hutan itu kampung gue. Jadi jangan macem macem sama mereka. Wkwk.
Yaudah ku lanjutin cerita kemarin waktu aku turun dari merapi dan cari makan malam. Aku dan teman2 turun gunung cari makanan ke kota. Waktu itu hujan lebat lagi. Pusing kita, dmana mana gk ada yang jualan nasi, yang ada malah mie dan bakso. Setelah turun jauh akhirnya dapat juga kami penjual ayam goreng. Langsung aja kami samperin dan pesan beberapa porsi. Sambil menikmati masakan, kami bermusyawarah masalah pendakian gunung merbabu. Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam. Mumtazi tetap ingin pulang karena dy harus mengantar pegawainya tour. Zia sih nggk ingin pulang, cuman dia ingin istirahat di basecame karena kondisinya yang mengenaskan. Masih lemas gara gara nggak makan pagi.heheheh…tapi kami sarankan pulang juga bersama mumtazi dkk. Reza pun juga ditelpon ortunya untuk balik ke pondok. Karena ortunya mau ke pondok. Mereka bertiga nggk ada yang bisa nyetir mobil. Akhirnya mau nggak mau, anas yang juga punya urusan dipondok harus mau mengantar mereka bertiga pulang balik. Walaupun dia bilang sebenarnya masih ingin ikut muncak merbabu. Ok, akhirnya 4 dari 9 orang kami putuskan untuk pulang. Kami shalat dulu di masjid dan kemudian berpisah. Kami bawa dua mobil. Jadi satu mobil pulang dan satu lagi kami pake ke merbabu.
Sisa 5 orang. 5 orang ini yaitu gue, zidni, recho, abu hasan, dan anshar. Malam ini kami harus bisa menemukan basecame gunung merbabu. Setelah keliling keliling di sekitar gunung merbabu, malam malam, gelap. Tapi pake mobil sih….kita pun menemukan basecame. Akunya sih berniat klo malam ini kita berangkat langsung ke puncak merbabu, takutnya kayak kejadian kemarin di merapi, kalo kita mulai pendakian pagi hari, otomatis akan sampai puncak siang atau sore, padahal kalo jam jam segitu, puncak itu pasti penuh kabut, bisa bisa malah hujan. Kan lagi musim hujan. Tapi si abas bilang kalo kita melanjutkan pendakian langsung malam ini, dy kagak kuat, kakinya gk kuat. Harus istirahat dulu. Ok. Kita putuskan untuk istirahat dulu, tidur, buat ngumpulin tenaga. Nanti kita mulai pendakian jam 1 atau jam 2 an lah..kami disambut hangat sama tuan rumah di basecame. Kami mendaftarkan diri, menulis nama, nomer telpon, dan target kapan kami akan turun gunung serta membayar retribusi @4000. tak beberapa lama kami istirahat, kamipun langsung tertidur pulas didalam sleeping bag yang sudah kami persiapkan. Hangat.
Jam 2 tepat, aku tiba tiba terbangun dari tidur, aku langsung melihat jam tangan, waduh jam jam 2..!! aku segera membangunkan temen2 yang lain. Satu jam kami melakukan persiapan. Mulai dari air minum, mie instan, beras, ubi. Jam 3 akhirnya kami bisa memulai pendakian. Bismillahirrahmanirrahim….:)#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Langit masih sangat gelap. Dini hari ini terlihat sangat cerah dengan bintang bintang dilangit. Kami siapkan senter, sedangkan aku pake senter yang di kepala. Jadi tanganku bisa bebas bergerak. Nuansa dingin membeku menembus baju, jaket dan kulit kami, merasuk ke dalam daging kami. Sejuk, tenang, nyaman sekali rasanya. Kami mulai masuk hutan. Suara hewan malam bersahut sahutan dalam hutan. Pertama kami berangkat masih terasa sangat dingin sehingga memaksa kami untuk memakai baju yang berlapis lapis. Tapi lama kelamaan malah terasa panas dan sumpek. Sampai kita putuskan untuk istirahat dan melepas jaket. Hehe..keringat bercucuran. Sambil istirahat kami sempatkan untuk berfoto2. #
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Beberapa kali kami istirahat sampai akhirnya kami masuk waktu subuh dan menunaikan shalat shubuh pake tayammum. Dingin sekali rasanya. Jadi, kalo dalam pendakian, kita terlalu lama berhenti makan akan terasa dinginnya, tapi kalau sudah jalan dinginnya nggak terlalu berasa. Shalat subuh udah, dilanjutkan makan roti seribuan, dan permen karet. #
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Kami lanjutkan perjalanan kami menembus hutan rimba. Langit mulai cerah. Mentari pagi mulai menyapa kami. Sehingga gunung merapi yang kemarin kami daki terlihat jelas sekali. Mantaapp…kami berfoto foto sepuasnya. Sedikit2 foto. Pokoknya acaranya cuman ngehabisin batere kamera dah…haha.nih gue lampirin beberapa foto gue.#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Waktu dah menunjukkan jam 7. Tak terasa 4 jam sudah kami mendaki. Kami memutuskan untuk segera mencari tempat untuk bertenda dan memasak karena perut kami sudah kelaparan sekali. Dah keroncongan. Untungnya belum koploan. Wkwkwk. Perjalanan kami lanjutkan sambil mencari mana tempat yang cocok untuk memasang tenda. Sejam kemudian akhirnya kami dapat tempat yang bagus banget buat bertenda. Ada tempat buat masaknya juga. Jadi tanahnya datar dan ada bebarapa semak belukar untuk memasak supaya kompor kami tidak kena angin. Setengah jam kami membuat tenda dan persiapan memasak. Masak nasi, air, telor, mie instan. Gue baru tau kalo kita tuh bisa manasin air pake plastic. Jadi air kita taruh di plastic bening terus kita gantungin, bawahnya kita bakar pake api. Gk bakalan leleh tuh plastiknya. Cuman plastiknya agak mengkerut dikit. Tapi alhasil, airnya akan menjadi panas. #
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Sip..makanan dah siap. Nasi plus mie rebus plus telor. Panasssss…..tapi nikmaaatttt….hehehe. kami benar benar kelaparan dan makan dengan lahapnya. Selesai makan kita santai santai dulu sambil menikmati suasana, foto2, menikmati pemandangan bungan eidelweis dari jauh. Soalnya eidelweisnya masih agak ke atas lagi. Kata si cumi sih disini tuh surganya eidelweis. istirahat bentar di tenda. Gue inget banget waktu itu gue suka muter lagu maher zein “always be there” pake hape. Yang bisa buat hati gue nyamaaaan gitu. Hehehe.#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Sejam sudah kami di bertenda. Kami segera bersiap untuk melanjutkan pendakian. Ternyata si anshar bilang kalau dya sudah nggak kuat lagi. “Kalu buat muncaknya sih kuat, tapi kalau turunnya nanti kayaknya aku dah nggak kuat sad,,,,” dia bilang gitu ke gue. Wah harus gimana lagi. Gue bilang kalo kamu tinggal ditenda, kita bakalan balik dari puncak nanti sore jam 4. Gimana?? Dia nyanggupin. Yaudah akhirnya dia kita tinggal di  tenda. #
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Sisa 4, kami dah nggak sabar lagi buat ke puncak. Langsung kami lanjutkan perjalanan dengan meninggalkan anshar seorang diri di tenda. Aku sih nggak terlalu khawatir soalnya dia kan cowok. Klo ninggalin cewek sendirian ditempat seperti itu, baru namanya kebangetan. Hehe. Sekitar sepuluh menit kami melanjutkan perjalanan, kami sampai kepada padang sabana yang subhanallah deh. Diantara rumput yang hijau itu ada bunga bunga kecil yang menghiasinya. Kita sempatin buat foto2 sambil tarik nafas bentar.#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Lihat suasana dan bunga eidelweis yang masih ada diatas sana. Depan ada bukit. Kita kira itu dah puncak. Ternyata dibalik bukit itu ada bukit lagi. Gila…hampir aja kita putus asa ditengah jalan. Setelah sejenak menarik nafas, kami lanjutkan perjalanan. Kali ini kami melewati jalan seperti bekas sungai. Tapi treknya agak lumayan licin, karena jalannya masih berupa tanah yang menanjak. Hanya sedikit batu yang kami gunakan untuk pegangan. Tapi tetap gk kalah indahnya…nih gue kasih fotonya..#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Mantap kan…dibukit ini kami menemukan immemorium alias batu nisan pendaki yang meninggal dan dikubur dibukit itu.
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Setelah melewati beberapa saat akhirnya kami sampai di ujung bukit, setelah  melewati hutan2 dengan pohon yang agak aneh. Ranting2nya kelihatan seperti tangan tangan setan gitu. Diselimuti kabut. Pokoknya kayak di film harry potter dah..asyik banget suasananya..#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Berbukit bukit kami lewati sudah. Dan yang paling mengesankan bagi kami adalah waktu kami sampai di sabana 1. Disana kami bertemu dengan rombongan dari bandung. Mereka berbicara bahasa sunda, mereka kira kami tidak faham dengan bahasa mereka, padahal si zidni itu dari tangerang. Sunda banget. Kamipun menyapa mereka pake bahasa sunda, kaget mereka. Kita pun tertawa bersama dan foto bareng juga.#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Perjalanan kami lanjutkan lagi. Lagi lagi kami melewati padang sabana. Diantara bukit2 teletubbies yang ditengahnya ada jalan setapaknya. Masih diselimuti kabut tebal. Foto lagi…foto lagi..walaupun hasil jepretan kami tidak sebagus dan seindah aslinya karena tertutup kabut.#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
 Kamipun mulai mendapatai tanjakan dahsyat…tanjakan yang penuh dengan padang rumput. Sedikit2 memaksa kami untuk istirahat. Bahkan sampai2 beberapa dari kami tertidur. Walaupun hanya beberapa menit. Saking capeknya kali ya….kami kirapun itu adalah puncak gunung merbabu. Tapi ternyata bukan juga. Karena ketika kami sampai dipuncaknya, muncul lagi bukit 2 baru yang mewajibkan kami untuk mendaki lagi dan mendaki lagi. Gilaa…hampir aja kami putus asa. Kalo bukan karena saling menyemangati mungkin kami dah putus asa dan balik arah pulang. Tapi tekad kami bulat. Mau gak mau, kuat gak kuat kami harus tetap ke puncak impian kami. Kami pun istirahat sebentar dijalan. Sambil melihat jurang padang rumput yang ujungnya tak tampak lagi oleh kami saking jauhnya dan tertutup kabut lagi. Kami makan roti seadanya dan telor rebus sisa makan pagi tadi. Ternyata makan telor rebus itu nikmat sekali. Baru ngerasain aku, makan telor rebus paling enak. Hehe…air minumpun tinggal setengah botol untuk 4 orang. Padahal belum untuk perjalanan balik. Tapi kami yakin pasti cukup.#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
 Kami lanjutkan perjalanan lagi. Baru sebentar saja, kami lihat dari kejauhan ada 2 tenda terpasang ditengah padang sabana. Dibalik tenda itu tampak sebuah gunung yang gagah berdiri. Kami yakin itulah puncak merbabu yang kami idam idamkan. Tampak pula jalan setapaknya. #
Tampak pula disana ada rumput berbentuk hati atau semacam love. Dari kejauhan tampak kecil, tapi kami yakin kalau kami dekati pasti ukurannya besar sekali. Tapi kalau kami mau ketempat itu, kita musti turun lembah dulu. Hal itulah yang mengurungkan niat kami untuk kesana. Akhirnya kamipun sampai ditenda itu. Kami berkenalan dengan penghuninya, ternyata mereka adalah mapala dari manado. Dan mereka banyak jumlahnya. Cowok dan cewek. Mereka sedang masak masak untuk makan siang mereka. Tanpa berlama lama, kami bergerak menuju bukit terakhir yang kami yakini puncak merbabu. Pemandangan yang maha dahsyaat…tak henti2nya kami memuji sang penciptanya, kami memasuki hutan eidelweis sang bunga abadi. #
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Akhirnya kami sampai pula ditanjakan terakhir. Ini benar benar dan betul betul terakhir. Hehe. Kalau misalnya ini bukan puncak kami berjanji akan putar balik dan pulang. Capek tau…haha…bismillah kami tanjaki tanjakan itu. Setengah jam lamanya. Ini benar benar tanjakan paling dahsyat dan paling capek. 45 derajat kemiringannya. Luarbiasa. Sebelum puncak, gerimispun datang, kami segera menggunakan jas hujan kami. Tak beberapa lama setelah itu kami pun sampai ke puncak harapan kami. PUNCAK GUNUNG MERBABU 3142 Mdpl. #
Aku hampir tak percaya, benarkah ini puncaknya?? Luasnya hanya seluas sebuah ruangan kecil dengan beberapa bebatuan yang tertancap didalam bumi. Namun  disitu ada plang bertuliskan Puncak Trianggulasi TN Gunung Merbabu. Inilah yang meyakinkan kami bahwa tempat ini adalah puncak gunung merbabu. Gerimis mereda. Namun kami tidak bisa melihat apa apa kecuali kabut dan tanah yang kami pijak. Kabutnya benar2 tebal. Kami segera mengambil gambar. Takut hujan datang. Masih terasa juga air gerimis jatuh. Sehingga kami harus menutupi atas kamera dengan tangan supaya tidak kena tetesan air. Alhamdulillah kabut mulai mereda. Kami bisa melihat pemandangan maha dahsyat dari puncak merbabu. Tampak bukit2 teletubbies dari atas. Tampak juga tenda yang tadi kami lewati. Kami tersenyum puas karena jerih payah kami terbayar dipuncak ini.#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
 Tak beberapa lama kami menikmati puncak, kami merasa bahwa hujan akan datang. Maka kami putuskan untuk segera turung gunung. Dan benar saja, hujan turun dengan deras sekali. Sehingga memaksa kami untuk ekstra hati2 ketika turun. Takut terpeleset.
Klik show untuk membuka gan

Uploaded with ImageShack.us
Dan sampailah kepada padang sabana tempat tenda orang2 manado tadi. Ternyata mereka sudah bongkar tenda dan turun. Perjalanan turun tidak terlalu terasa. Kamipun sampai tenda kami dan mendapati si anshar tertidur pulas. Nggk tau dy kalau kami habis kehujanan dahsyat. Kamipun masuk tenda ganti baju dan shalat jama’ dzuhur dan ashar. Lucunya, di hujan lebat seperti ini kami tayammum…hehe..nggk tau gimana hukumnya. Jam menunjukkan pukul setengah lima. Kamipun makan seadanya dari sisa nasi tadi pagi. Nasinya terasa begitu dingin. Lauknya mie rebus yang masih mentah dan kami jadikan semacam kerupuk. Tapi anehnya habis juga. Mungkin karena kami dah terlalu laparrr….kami istirahat dan tidur sampai jam 5 sore. Akhirnya, mau nggak mau jam 5 tepat kami bongkar tenda. Walaupun masih hujan lebat. Walaupun capek masih melanda kami. Tapi kami nggakmau mati beku disini. Lagipula hari sudah mulai larut. Kami tidak mau sampai bawah terlalu malam. Beres sudah semuanya, aku ingat jam setengah enam kami mulai turun, dalam perjalanan turun hujan masih sangat deras. Dingin memang, namun ketika kami mulai jalan,kedinginan itu mulai tak terasa lagi. Ditengah perjalanan sandalku putus. Aku buang aja. Akhirnya akupun berjalan tanpa alas kaki. Hehe…sakit juga ya tenyata. Jam setengah tujuh malam kamipun sampai dibasecamp. Perasaan senang dan capek, kedinginan bercampur aduk. Kamipun segera membersihkan diri, ganti baju dan makan. Basecamp ini menjual juga makanan2 dan beberapa souvenir seperti kaos, stiker, dll. Setelah istirahat satu setengah jam, tepat jam 8 kami pulang ke pondok. #
Ya jadi kayak gitu ceritaku saat melakukan pendakian ke puncak merbabu. Sungguh ini akan menjadi pengalaman yang tak akan terlupakan seumur hidupku. Semoga cerita ini bisa bermanfaat untuk teman2 khususnya para pendaki yang ingin mendaki gunung merbabu. Aminn ya robbal alamin…

 

Minggu, 24 Februari 2013

Tes IQ lewat Gambar Unik.

Buat temen temen yang katanya punya IQ 140 derajat celcius, nih,,,gue punya gambar tebakan buat agan...Bisa cepet nggak nebak gambar gambar ini....8-)

1. temukan 30 gambar hewan di bawah ini
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us


2. Temukan orang digambar ini
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us


3. Temukan gambar bayi
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us


4. Temukan wanita sedang tidur
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us


5. Coba tebak.
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us

PENDAKIAN GUNUNG MERAPI


Mimpi. Sudah lama aku bermimpi untuk menaklukkan dua gunung kembar yang satu ini, Merapi dan Merbabu. Gunung Merapi terkenal dengan gunung api terganas nomer wahid didunia. aku mau lihat gmana sih puncak merapinya, gimana sih kawahnya? aku mau injek injek tuh gunung. Hehe. Kalo gunung merbabu terkenal dengan padang sabananya yang Maha Waaahh…hehe.
Mimpi itu menjadi kenyataaan. Tepat tanggal 22 januari 2013 saat gontor sedang liburan awal tahun, aku sama beberapa temen berangkat untuk pendakian, Tepatnya ke arah boyolali. Ada dua jalur umum yang biasa dilalui para pendaki yaitu jalur selatan di Kaliurang Yogya dan jalur tengah di New Selo Boyolali. Aku lebih memilih jalur boyolali sebab jalur Kaliurang sudah hancur karena erupsi Merapi 2010 lalu. Takutnya juga kita gak bisa menikmati nuansa hijaunya hutan pinus. Mereka adalah sembilan orang. Aku, Zidni, Abu Hasan, Recho, Mumtazi, Anas, Zia, Reza, Anshar, Ok, aku kenalin dah satu2.
Namaku Asad. Aku simple aja sih orangnya. Nggak banyak omong, agak pendiam juga sih kata temen2. Tapi kalo dah kenal deket sama aku gk bakal garing deh….gue nggak neko2. Sesuai dengan namaku, Asad, artinya singa, aku lebih suka pergi ke hutan2. Kembali ke habitat asli lah. Hehe. Itu sebabnya aku demen bnget kegiatan2 di alam terbuka, kayak pendakian, menyelam, touring, rafting, camping.#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Zidni, ni orang gokil amat. Dan aku lebih demen manggil dia ‘cumi arab’. Entah dari sejak kapan cumi bisa temenan sama singa. Hehehe. Hobinya sih hampir sama kayak aku. Pendakian, jalan2, yah pokoknya kegiatan di alam terbuka. Dia adalah temenku yang paling semangat diantara yang lainnya. Orangnya supel, rame, gaul, asyik banget dah pokoknya kalo sama dia. #
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Abu Hasan, dia berdarah aceh. Badannya kekar berisi. Tampangnya galak. Tapi klo dah deket sama dia lo bakal tau kalo dia tu lemah lembut. Apalagi sama makhluk halus. Hehe. Lembuuut banget..wkwk. tampangnya sekilas arab. Cuman gk terlalu putih. aku pernah bilang kedia aku suruh dia mandi. Dia bilang. “ah gue malas mandi, takut jadi putih, ntar gue jadi siqoh lagi…”. Jan tenan PD nya..wkwkwk. *canda doang.#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Recho, dia adekku. Adek ketemu gede sih…wkwkw. Anak Bengkulu. Anaknya putih. Keren. Berisi. Tapi agak pendek. Orangnya berprinsip bnget deh. Hobi dia sebenernya sih bukan pendakian atau semacamnya, tapi tujuan dia ikut acara pendakian cuman buat hunting foto. Dia hobinya fotografer. Dah pandai lah kalo disuruh pegang benda hitam berlensa itu. Yaudah. Kita manfaatin aja dia buat fotografer kita waktu pendakian. Dengan resiko dia jarang nongol di foto2 kita. Hehe..sorry ya cho.. ;)#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Mumtazi, anak gaul dari Jakarta. Orangnya biasa2 aja sih. Gayanya santai. Omongannya betawi banget pokoknya. Satu kalimat dari dia yang gak bakalan gue lupain yaitu “Parah Jel Asli….”. kalimat ini gak ada dalam kamus besar bahasa Indonesia. Hehe. Hobinya, olahraga tangan alias maen PS. Makanya jari jemarinya berotot sebab sering dipake maen. Itu juga sebabnya dia pengen ikut pendakian ini. Biar otot2 kakinya bisa gede kayak otot jari tangannya..wkwkw..:D#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Anas, kecil, imut, putih, kurus tapi tampan bro. tampang pas pasan…wkwkw. Hha. Dia paling tua dari kelompok kami. Orangnya bersikap dewasa. Tapi juga nggak garing. Sekali becanda bisa bisa lo ketawa seminggu gak habis habis. *lebaaaay…#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Zia, dia jadi bintang saat pendakian ini. Kita panggil dy biksu tom sang cong. Soalnya waktu muncak dy bawa tongkat segala. Dituntun lagi. Gara2 gemeteran belum sarapan pagi. Ntar dah aku ceritain lebih jauh. Badannya gede, bongsor, tampan, keker, pesilat juga. Gak tau sih pesilat beneran atau cuman pandai bersilat lidah..heheheh. *pisss..kalo ada yang mau kenalan ni gue ada nomer hapenya 085790546033 hehe.#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Reza Aulia, gue suka manggil dia ‘Darqol’ soalnya dia anak pimpinan pondok Darul Qolam yang terkenal itu. Anak orang kaya tapi gak sombong. Orangnya suka tebar senyum. Asal gak senyum2 sendiri aja. Ntar dikira dah sinting lagi. Anaknya keren abis. Ganteng. Dia juga adekku. Adek ketemu gede. Asyik orangnya. Tapi sayangnya dia gk bisa ikutan ke puncak merbabu soalnya kakinya keseleo waktu muncak merapi. Aku deket sih sama dia. Tapi aku takut kalo dicurigai yang macem2. Soalnya anaknya imut gitu. Item mutlak. *wkwk...#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Yang terakhir anshar, dia anak mabikori, anak pramuka, paling mantap lah diatara kami. Darah aceh juga. Cuman badannya agak kecil. Tapi walaupun tangan dan kakinya gk berotot tapi kayaknya otaknya yang penuh otot. Soalnya dia pandai ilmu2 kepramukaan bro. dia yang buat tenda, masak mie, masak nasi, pandai masak lah..apalagi kalo masak air. Beeuuh. Paling mahir daahh…haha..;)#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Ok. Kami adalah anak anak pecinta alam gontor. Kami sering menyebut kelompok kami dengan nama Magopala. Alias Mahasiswa Gontor Pecinta Alam. Kayaknya aku harus nulis di harianku bahwa hari itu adalah hari yang penting buatku di tahun 2013. Hehe.
Ok kayaknya dah bertele tele deh. Pagi buta jam 3an kami bertolak dari pondok gontor. Berniat supaya kami bisa mulai pendakian tidak terlalu kesiangan. Jam 6an kami dah masuk area pendakian. Atau basecame. Disana terlihat tulisan New Selo yang bisa kita lihat dari jauh. Tulisan dari besi yang besar. aku biasanya cuman lihat dari foto2 di google. Kali ini aku bisa lihat langsung, #
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
sekalian menghirup udara bersih lereng gunung merapi. kami belum membawa bahan bahan makanan hingga memaksa kami buat belanja dulu dipasar. Gue sama anshar pergi ke pasar selo. Sedangkan yang lainnya makan Mie Ayam. (bukan nasi) jadi kami hanya sarapan mie dan teh hangat saja.
Aku sama anshar belanja panci, ketela, beras, mie, kompor paraffin, permen, pokoknya bahan makanan yang kita butuhkan. Jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan. Dah terlalu siang walaupun udaranya masih terasa sangat dingin. Setelah belanja dari pasar, kami kembali ke basecamp untuk persiapan pendakain dan berpose dulu. Kami berangkat tepat pukul sembilan pagi. #
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Siiiph. Semuanya semangat. Kami sengaja tidak membawa tenda terlebih dahulu karena memang niat kami untuk pendakian merapi ini kami tidak sampai menginap, sore atau maghrib kami dah balik lagi di basecamp merapi. Its ok. Tapi masalahnya kami lupa tidak membawa sedikitpun bahan makanan yang udah kita beli tadi. Kita cuman bawa minuman doang. Dan kami  gak menyadarinya sampai kami dah berada diatas gunung sana.
Perjalanan dimulai setelah kami berdoa bersama semoga kami diberi keselamatan oleh Tuhan dalam acara pendakian ini.  Kamipun mulai dengan langkah pertama. Nuansa dingin sejuk merapi merasuk kedalam hati sanubari kami. Membius kami dalam keindahan alamnya. Menikmati setiap hirup nafas dan hijau daun daun pohon pinus dan cemara yang menghiasi setiap jalan kami. Keringat mulai bercucuran dan membasahi kaos kami. Namun tetap terasa dingin segar. Langkah demi langkah kami jalani. Melewati kebun kebun punya masyarakat sekitar. Di awal awal perjalanan, kami sering bertemu penduduk sekitar yang merumput dari atas dan turun. Berat banget kayaknya bawaan mereka. Tapi mungkin mereka sudah terbiasa. Kulit hitam legam dan kekar bercampur keringat tampak dari tubuh mereka. Demi sesuap nasi mereka berjuang. Kamipun menundukkan kepala dan menyapa mereka dengan ramah.
Sampailah kami pada gerbang pertama wisata alam taman nasional gunung merapi. Kami istirahat sebentar dan berpose bersama sama. Untung gue bawa tripod, jadi bisa foto bareng bareng tanpa ada yang ketinggalan.#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Sesekali kita melihat kebelakang dan mendapati pemandangan yang indah dibawah kami. Pemandangan gunung merbabu yang gagah selalu membuat kami panas dan sangat menantang untuk kami daki keesokan harinya. #
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Kami melanjutkan perjalanan sampai ke pos satu. Disana kamipun istirahat sebentar sambil menikmati coklat yang sengaja kami bawa untuk menghilangkan rasa dingin. Coklat itu kan mengandung lemak jadi bisa membuat tubuh kita menjadi hangat. Air minum pun sangat kami hemat. Takutnya nanti kehabisan waktu di atas. Waktu itu kami belum sadar kalau kami tidak membawa sedikitpun bahan makanan selain coklat tadi. Istirahat sambil foto foto , itulah yang sering kami lakukan sambil bernyanyi bersama sama, saling mengejek, tertawa bersama.#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
 Sampailah kami pada bekas sungai dengan trek bebatuan kali yang nampak sedap dipandang dengan pemandangan kanan dan kiri jurang hijau. Namun air kiriman dari langit mulai datang dan menyambut kami. Makin lama makin deras dan kamipun segera membuka ransel kami dan mengenakan jas hujan kami. Kalau gue yang sebelumnya pake sepatu, buru buru aja gue lepas sepatu dan ganti pake sandal. Gue nggak mau sepatu gue basah. Di tempat inilah mulai terjadi masalah. Temen gue zia. Badannya gemetaran. Waktu kita Tanya dia bilang katanya belum makan nasi. Tadi pagi sih memang cuman makan mie ayam aja. Tapi masalahnya teman teman yang lain gak ada yang komplain tuh  selain zia. Dia jadi lemas. Gak kuat jalan sampai sampai dituntun sama yang lain. Parah jel asli. Apalagi ditambah hujan lebat. Kita harus sangat berhati hati takut kalau ada batu yang terbawa aliran air dari atas. Atau paling tidak jalan akan menjadi licin. Setelah agak keatas, alhamdulillah hujan pun mereda. Namun malah datang kabut tebal sehingga jarak pandang kami mungkin tidak lebih dari 5-8 meter. Keadaan mulai mencekam. Apalagi ditambah datang badai angin dan kabut yang membuat kami kedinginan bukan main. Baju masih yang masih basah terkena hujan tadi pun sudah mulai mongering karena angin. Suara anginnya menyeramkan banget. Kami takut terpisah sehingga jika ada dari kami yang menjauh akan segera kami tegur. Karena jalan setapak ini, kanan kirinya berupa jurang berbatu. Kami gak mau ada hal tidak kami inginkan menimpa kami. Badai dingin dan kabutpun menyapu wajah kami. Kami sangat kedinginan dan kami putuskan untuk break sebentar utnuk ganti baju dan untuk makan. Gue ganti lagi pake sepatu karena dinginnya minta ampun. Tapi ketika kami mencari bahan makanan, kami tidak mendapati satupun makanan didalam tas ransel kami. Sehingga kami menyadari bahwa kita tidak membawa makanan sedikitpun. Wah wah…kami mulai goncang. Kamipun tetap melanjutkan perjalanan dengan hati hati dan sampailah kami di pasar bubrah dan kami bertemu rombongan dari Bogor. Pemandangan indah pun tidak kami dapatkan di tempat ini. Bagaimana tidak. Yang terlihat hanya kabut saja. Dan batu batuan yang kami injak. Kami ngobrol sebentar dengan rombongan bogor tadi dan bertanya jalan menuju puncak garuda. Mereka bilang tinggal turun saja. Ikuti jalur dan nanti sampai juga dipuncak. Mereka bilang masih sekitar satu jam lagi kami sampai di puncak. Tapi anas bilang dia sudah tidak kuat lagi. Kedinginan dan kelaparan sedang melanda kami. Ditambah zia yang harus dituntun jalannya. Kami pun mengadakan musyawarah sebentar di pasar bubrah dan dengan berat hati harus memutuskan untuk tidak meneruskan pendakian alias turun lagi kebawah dengan berbagai pertimbangan. Gue sangat nyesel, dah sejauh ini kenapa perjalanan tidak diteruskan, padahal tinggal satu jam lagi. Dan gue gak tau kapan lagi gue akan mendaki merapi lagi. Tapi gue juga mikir kalaupun kami lanjutkan perjalanan mungkin waktu dipuncak garuda nanti kita juga tidak bisa menikmati pemandangan apapun selain kabut dan batu. Ok. Kami putuskan untuk turun. Waktu perjalanan turun, kabut mulai pergi. Namun kadang datang lagi. Sehingga kami sempat melihat puncak garuda sekilas. Ternyata benar dugaan gue. Puncak garuda itu dah sangat dekat dengan pasar bubrah. Nyesel, nyesel, nyesel banget dah gue. Kalau gue egois, gue dah lanjutin tuh pendakian tanpa mikirin temen gue yang sakit. Tapi disitulah mental dan kepribadian kita diuji. Yah, mau gimana lagi. Tapi untungnya kami masih dapat pemandangan pemandangan indah diatas awan. Lumayan lah buat mengurangi rasa kekecewaan gue.#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
 Zia makin parah. Dia dah gak kuat jalan lagi. Tapi kami selalu menyemangati dia.#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Tanpa kami duga, reza terkilir kakinya. Waduh, susah nih, mana ada ditengah hutan dan gunung kayak gini ada tukang urut. Tapi nggak pernah kita sangka si recho bisa mengurut kaki reza. Dipijit pijit kakinya pake counterpain. Reza meringis kesakitan. Gk ngerti gue, reza tuh kesakitan atau nahan tawa. Soalnya teriaknya aduh aduh, tapi kok sambil nahan tawa. Lucu dah kita ngelihatnya. Hehe.#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Dua orang sudah yang sakit. Mau nggak mau tetap perjalanan kami lanjutkan. Walaupun harus menuntun dua orang. Reza dan zia. Sedikit demi sedikit kami turuni gunung merapi. Sampai akhirnya sampai di gerbang taman nasional gunung merapi yang kami lalui pagi tadi. Pas disitulah kami kehujanan, untung bisa berteduh disana. 7 dari sembilan orang menunggu disana. Sedangkan recho dan mumtazi dah cabut kebawah. Kami langung pakai jaz hujan. Dan biasa gue ganti lagi sepatu gue pake sandal. Yang penting jangan sampai sepatu gue basah. Titik. Hehehe. Alhamdulillah juga di reza kakinya sembuh habis dipijit sama recho tadi.
Bismillah. Perjalanan yang masih setengah jam lagi kami lanjutkan. Dengan hujan lebat yang mengguyur kami. Jalan licin ditambah aliran air yang deras, dah kayak jalan di sungai aja. Hehe. Mantap…
Tepat jam setengah lima kami sampai di new selo, base pertama pendakian. Kamipun segera shalat dzuhur dan ashar jama’ ta’khir. Aku sama reza beli makanan dulu, sembari nungguin yang lain yang lagi shalat, gentian. Maklum mushollanya kecil dan agak basah terkena hujan. Ok nasi goreng pun jadi 2 piring. Sepiring kita kasihkan zia dan satu lagi buat gue sama reza. Laper banget tau gak sih. Hehe.
Sholat selesai, ganti baju udah. Tapi hujan masih lumayan lebat. Mumtazi, anas, dan reza dah punya rencana untuk balik. Kata mumtazi sih ada urusan sama perkerjanya di pondok. Mau diajak tur bareng atau apalah, gue juga nggak terlalu jelas. Kita semua jadi galau. Soalnya ada yang mau pulang, apa kita harus pecah. Padahal niatku, malam ini kita akan lanjutkan pendakian gunung merbabu. Tentunya dengan persiapan yang lebih matang. Akhirnya kami putuskan untuk turun dulu buat cari nasi. Nanti baru kami musyawarahkan lagi.