Selasa, 26 Februari 2013

PENDAKIAN GUNUNG MERBABU


Ok. Kemarin aku dah cerita gimana pengalaman kami waktu pendakian gunung merapi. Walaupun tidak sampai puncak karena badai dan kelaparan melanda kami. Hehehe…sekarang aku ingin berbagi pengalaman tentang pendakianku di gunung merbabu. Dulu aku sama sekali nggak kenal apa tu gunung merbabu. Gak ada menariknya blas…nggk terkenal lagi, nggk kayak gunung merapi, semeru, bromo. Tapi setelah aku mendaki gunung itu, aku baru ngerasa ternyata banyak sekali gunung gunung selain merapi, semeru, dan bromo yang memiliki pemandangan yang nggak kalah indah. Sampai sampai aku berfikir juga, ntar klo ada yang berurusan sama alam Indonesia harus berurusan sama gue. Langkahin dulu mayat gue. Sok pahlawan…wkwkwk…
Banyak yang bilang ketika aku mau muncak, klo aku itu ikut2an film 5 cm. yang ngedaki gunung semeru itu. Yaudah. Aku bilang aja klo justru film lima cm itu yang ikut2an gue. Haha. Soalnya jauh hari sebelum aku nonton film 5 cm, aku juga udah suka ke gunung. Sejak kecil malahan. Gunung tu rumah gue. Hutan itu kampung gue. Jadi jangan macem macem sama mereka. Wkwk.
Yaudah ku lanjutin cerita kemarin waktu aku turun dari merapi dan cari makan malam. Aku dan teman2 turun gunung cari makanan ke kota. Waktu itu hujan lebat lagi. Pusing kita, dmana mana gk ada yang jualan nasi, yang ada malah mie dan bakso. Setelah turun jauh akhirnya dapat juga kami penjual ayam goreng. Langsung aja kami samperin dan pesan beberapa porsi. Sambil menikmati masakan, kami bermusyawarah masalah pendakian gunung merbabu. Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam. Mumtazi tetap ingin pulang karena dy harus mengantar pegawainya tour. Zia sih nggk ingin pulang, cuman dia ingin istirahat di basecame karena kondisinya yang mengenaskan. Masih lemas gara gara nggak makan pagi.heheheh…tapi kami sarankan pulang juga bersama mumtazi dkk. Reza pun juga ditelpon ortunya untuk balik ke pondok. Karena ortunya mau ke pondok. Mereka bertiga nggk ada yang bisa nyetir mobil. Akhirnya mau nggak mau, anas yang juga punya urusan dipondok harus mau mengantar mereka bertiga pulang balik. Walaupun dia bilang sebenarnya masih ingin ikut muncak merbabu. Ok, akhirnya 4 dari 9 orang kami putuskan untuk pulang. Kami shalat dulu di masjid dan kemudian berpisah. Kami bawa dua mobil. Jadi satu mobil pulang dan satu lagi kami pake ke merbabu.
Sisa 5 orang. 5 orang ini yaitu gue, zidni, recho, abu hasan, dan anshar. Malam ini kami harus bisa menemukan basecame gunung merbabu. Setelah keliling keliling di sekitar gunung merbabu, malam malam, gelap. Tapi pake mobil sih….kita pun menemukan basecame. Akunya sih berniat klo malam ini kita berangkat langsung ke puncak merbabu, takutnya kayak kejadian kemarin di merapi, kalo kita mulai pendakian pagi hari, otomatis akan sampai puncak siang atau sore, padahal kalo jam jam segitu, puncak itu pasti penuh kabut, bisa bisa malah hujan. Kan lagi musim hujan. Tapi si abas bilang kalo kita melanjutkan pendakian langsung malam ini, dy kagak kuat, kakinya gk kuat. Harus istirahat dulu. Ok. Kita putuskan untuk istirahat dulu, tidur, buat ngumpulin tenaga. Nanti kita mulai pendakian jam 1 atau jam 2 an lah..kami disambut hangat sama tuan rumah di basecame. Kami mendaftarkan diri, menulis nama, nomer telpon, dan target kapan kami akan turun gunung serta membayar retribusi @4000. tak beberapa lama kami istirahat, kamipun langsung tertidur pulas didalam sleeping bag yang sudah kami persiapkan. Hangat.
Jam 2 tepat, aku tiba tiba terbangun dari tidur, aku langsung melihat jam tangan, waduh jam jam 2..!! aku segera membangunkan temen2 yang lain. Satu jam kami melakukan persiapan. Mulai dari air minum, mie instan, beras, ubi. Jam 3 akhirnya kami bisa memulai pendakian. Bismillahirrahmanirrahim….:)#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Langit masih sangat gelap. Dini hari ini terlihat sangat cerah dengan bintang bintang dilangit. Kami siapkan senter, sedangkan aku pake senter yang di kepala. Jadi tanganku bisa bebas bergerak. Nuansa dingin membeku menembus baju, jaket dan kulit kami, merasuk ke dalam daging kami. Sejuk, tenang, nyaman sekali rasanya. Kami mulai masuk hutan. Suara hewan malam bersahut sahutan dalam hutan. Pertama kami berangkat masih terasa sangat dingin sehingga memaksa kami untuk memakai baju yang berlapis lapis. Tapi lama kelamaan malah terasa panas dan sumpek. Sampai kita putuskan untuk istirahat dan melepas jaket. Hehe..keringat bercucuran. Sambil istirahat kami sempatkan untuk berfoto2. #
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Beberapa kali kami istirahat sampai akhirnya kami masuk waktu subuh dan menunaikan shalat shubuh pake tayammum. Dingin sekali rasanya. Jadi, kalo dalam pendakian, kita terlalu lama berhenti makan akan terasa dinginnya, tapi kalau sudah jalan dinginnya nggak terlalu berasa. Shalat subuh udah, dilanjutkan makan roti seribuan, dan permen karet. #
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Kami lanjutkan perjalanan kami menembus hutan rimba. Langit mulai cerah. Mentari pagi mulai menyapa kami. Sehingga gunung merapi yang kemarin kami daki terlihat jelas sekali. Mantaapp…kami berfoto foto sepuasnya. Sedikit2 foto. Pokoknya acaranya cuman ngehabisin batere kamera dah…haha.nih gue lampirin beberapa foto gue.#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Waktu dah menunjukkan jam 7. Tak terasa 4 jam sudah kami mendaki. Kami memutuskan untuk segera mencari tempat untuk bertenda dan memasak karena perut kami sudah kelaparan sekali. Dah keroncongan. Untungnya belum koploan. Wkwkwk. Perjalanan kami lanjutkan sambil mencari mana tempat yang cocok untuk memasang tenda. Sejam kemudian akhirnya kami dapat tempat yang bagus banget buat bertenda. Ada tempat buat masaknya juga. Jadi tanahnya datar dan ada bebarapa semak belukar untuk memasak supaya kompor kami tidak kena angin. Setengah jam kami membuat tenda dan persiapan memasak. Masak nasi, air, telor, mie instan. Gue baru tau kalo kita tuh bisa manasin air pake plastic. Jadi air kita taruh di plastic bening terus kita gantungin, bawahnya kita bakar pake api. Gk bakalan leleh tuh plastiknya. Cuman plastiknya agak mengkerut dikit. Tapi alhasil, airnya akan menjadi panas. #
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Sip..makanan dah siap. Nasi plus mie rebus plus telor. Panasssss…..tapi nikmaaatttt….hehehe. kami benar benar kelaparan dan makan dengan lahapnya. Selesai makan kita santai santai dulu sambil menikmati suasana, foto2, menikmati pemandangan bungan eidelweis dari jauh. Soalnya eidelweisnya masih agak ke atas lagi. Kata si cumi sih disini tuh surganya eidelweis. istirahat bentar di tenda. Gue inget banget waktu itu gue suka muter lagu maher zein “always be there” pake hape. Yang bisa buat hati gue nyamaaaan gitu. Hehehe.#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Sejam sudah kami di bertenda. Kami segera bersiap untuk melanjutkan pendakian. Ternyata si anshar bilang kalau dya sudah nggak kuat lagi. “Kalu buat muncaknya sih kuat, tapi kalau turunnya nanti kayaknya aku dah nggak kuat sad,,,,” dia bilang gitu ke gue. Wah harus gimana lagi. Gue bilang kalo kamu tinggal ditenda, kita bakalan balik dari puncak nanti sore jam 4. Gimana?? Dia nyanggupin. Yaudah akhirnya dia kita tinggal di  tenda. #
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Sisa 4, kami dah nggak sabar lagi buat ke puncak. Langsung kami lanjutkan perjalanan dengan meninggalkan anshar seorang diri di tenda. Aku sih nggak terlalu khawatir soalnya dia kan cowok. Klo ninggalin cewek sendirian ditempat seperti itu, baru namanya kebangetan. Hehe. Sekitar sepuluh menit kami melanjutkan perjalanan, kami sampai kepada padang sabana yang subhanallah deh. Diantara rumput yang hijau itu ada bunga bunga kecil yang menghiasinya. Kita sempatin buat foto2 sambil tarik nafas bentar.#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Lihat suasana dan bunga eidelweis yang masih ada diatas sana. Depan ada bukit. Kita kira itu dah puncak. Ternyata dibalik bukit itu ada bukit lagi. Gila…hampir aja kita putus asa ditengah jalan. Setelah sejenak menarik nafas, kami lanjutkan perjalanan. Kali ini kami melewati jalan seperti bekas sungai. Tapi treknya agak lumayan licin, karena jalannya masih berupa tanah yang menanjak. Hanya sedikit batu yang kami gunakan untuk pegangan. Tapi tetap gk kalah indahnya…nih gue kasih fotonya..#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Mantap kan…dibukit ini kami menemukan immemorium alias batu nisan pendaki yang meninggal dan dikubur dibukit itu.
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Setelah melewati beberapa saat akhirnya kami sampai di ujung bukit, setelah  melewati hutan2 dengan pohon yang agak aneh. Ranting2nya kelihatan seperti tangan tangan setan gitu. Diselimuti kabut. Pokoknya kayak di film harry potter dah..asyik banget suasananya..#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Berbukit bukit kami lewati sudah. Dan yang paling mengesankan bagi kami adalah waktu kami sampai di sabana 1. Disana kami bertemu dengan rombongan dari bandung. Mereka berbicara bahasa sunda, mereka kira kami tidak faham dengan bahasa mereka, padahal si zidni itu dari tangerang. Sunda banget. Kamipun menyapa mereka pake bahasa sunda, kaget mereka. Kita pun tertawa bersama dan foto bareng juga.#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Perjalanan kami lanjutkan lagi. Lagi lagi kami melewati padang sabana. Diantara bukit2 teletubbies yang ditengahnya ada jalan setapaknya. Masih diselimuti kabut tebal. Foto lagi…foto lagi..walaupun hasil jepretan kami tidak sebagus dan seindah aslinya karena tertutup kabut.#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
 Kamipun mulai mendapatai tanjakan dahsyat…tanjakan yang penuh dengan padang rumput. Sedikit2 memaksa kami untuk istirahat. Bahkan sampai2 beberapa dari kami tertidur. Walaupun hanya beberapa menit. Saking capeknya kali ya….kami kirapun itu adalah puncak gunung merbabu. Tapi ternyata bukan juga. Karena ketika kami sampai dipuncaknya, muncul lagi bukit 2 baru yang mewajibkan kami untuk mendaki lagi dan mendaki lagi. Gilaa…hampir aja kami putus asa. Kalo bukan karena saling menyemangati mungkin kami dah putus asa dan balik arah pulang. Tapi tekad kami bulat. Mau gak mau, kuat gak kuat kami harus tetap ke puncak impian kami. Kami pun istirahat sebentar dijalan. Sambil melihat jurang padang rumput yang ujungnya tak tampak lagi oleh kami saking jauhnya dan tertutup kabut lagi. Kami makan roti seadanya dan telor rebus sisa makan pagi tadi. Ternyata makan telor rebus itu nikmat sekali. Baru ngerasain aku, makan telor rebus paling enak. Hehe…air minumpun tinggal setengah botol untuk 4 orang. Padahal belum untuk perjalanan balik. Tapi kami yakin pasti cukup.#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
 Kami lanjutkan perjalanan lagi. Baru sebentar saja, kami lihat dari kejauhan ada 2 tenda terpasang ditengah padang sabana. Dibalik tenda itu tampak sebuah gunung yang gagah berdiri. Kami yakin itulah puncak merbabu yang kami idam idamkan. Tampak pula jalan setapaknya. #
Tampak pula disana ada rumput berbentuk hati atau semacam love. Dari kejauhan tampak kecil, tapi kami yakin kalau kami dekati pasti ukurannya besar sekali. Tapi kalau kami mau ketempat itu, kita musti turun lembah dulu. Hal itulah yang mengurungkan niat kami untuk kesana. Akhirnya kamipun sampai ditenda itu. Kami berkenalan dengan penghuninya, ternyata mereka adalah mapala dari manado. Dan mereka banyak jumlahnya. Cowok dan cewek. Mereka sedang masak masak untuk makan siang mereka. Tanpa berlama lama, kami bergerak menuju bukit terakhir yang kami yakini puncak merbabu. Pemandangan yang maha dahsyaat…tak henti2nya kami memuji sang penciptanya, kami memasuki hutan eidelweis sang bunga abadi. #
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Akhirnya kami sampai pula ditanjakan terakhir. Ini benar benar dan betul betul terakhir. Hehe. Kalau misalnya ini bukan puncak kami berjanji akan putar balik dan pulang. Capek tau…haha…bismillah kami tanjaki tanjakan itu. Setengah jam lamanya. Ini benar benar tanjakan paling dahsyat dan paling capek. 45 derajat kemiringannya. Luarbiasa. Sebelum puncak, gerimispun datang, kami segera menggunakan jas hujan kami. Tak beberapa lama setelah itu kami pun sampai ke puncak harapan kami. PUNCAK GUNUNG MERBABU 3142 Mdpl. #
Aku hampir tak percaya, benarkah ini puncaknya?? Luasnya hanya seluas sebuah ruangan kecil dengan beberapa bebatuan yang tertancap didalam bumi. Namun  disitu ada plang bertuliskan Puncak Trianggulasi TN Gunung Merbabu. Inilah yang meyakinkan kami bahwa tempat ini adalah puncak gunung merbabu. Gerimis mereda. Namun kami tidak bisa melihat apa apa kecuali kabut dan tanah yang kami pijak. Kabutnya benar2 tebal. Kami segera mengambil gambar. Takut hujan datang. Masih terasa juga air gerimis jatuh. Sehingga kami harus menutupi atas kamera dengan tangan supaya tidak kena tetesan air. Alhamdulillah kabut mulai mereda. Kami bisa melihat pemandangan maha dahsyat dari puncak merbabu. Tampak bukit2 teletubbies dari atas. Tampak juga tenda yang tadi kami lewati. Kami tersenyum puas karena jerih payah kami terbayar dipuncak ini.#
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
Klik show untuk membuka gan
Image Hosted by ImageShack.us
 Tak beberapa lama kami menikmati puncak, kami merasa bahwa hujan akan datang. Maka kami putuskan untuk segera turung gunung. Dan benar saja, hujan turun dengan deras sekali. Sehingga memaksa kami untuk ekstra hati2 ketika turun. Takut terpeleset.
Klik show untuk membuka gan

Uploaded with ImageShack.us
Dan sampailah kepada padang sabana tempat tenda orang2 manado tadi. Ternyata mereka sudah bongkar tenda dan turun. Perjalanan turun tidak terlalu terasa. Kamipun sampai tenda kami dan mendapati si anshar tertidur pulas. Nggk tau dy kalau kami habis kehujanan dahsyat. Kamipun masuk tenda ganti baju dan shalat jama’ dzuhur dan ashar. Lucunya, di hujan lebat seperti ini kami tayammum…hehe..nggk tau gimana hukumnya. Jam menunjukkan pukul setengah lima. Kamipun makan seadanya dari sisa nasi tadi pagi. Nasinya terasa begitu dingin. Lauknya mie rebus yang masih mentah dan kami jadikan semacam kerupuk. Tapi anehnya habis juga. Mungkin karena kami dah terlalu laparrr….kami istirahat dan tidur sampai jam 5 sore. Akhirnya, mau nggak mau jam 5 tepat kami bongkar tenda. Walaupun masih hujan lebat. Walaupun capek masih melanda kami. Tapi kami nggakmau mati beku disini. Lagipula hari sudah mulai larut. Kami tidak mau sampai bawah terlalu malam. Beres sudah semuanya, aku ingat jam setengah enam kami mulai turun, dalam perjalanan turun hujan masih sangat deras. Dingin memang, namun ketika kami mulai jalan,kedinginan itu mulai tak terasa lagi. Ditengah perjalanan sandalku putus. Aku buang aja. Akhirnya akupun berjalan tanpa alas kaki. Hehe…sakit juga ya tenyata. Jam setengah tujuh malam kamipun sampai dibasecamp. Perasaan senang dan capek, kedinginan bercampur aduk. Kamipun segera membersihkan diri, ganti baju dan makan. Basecamp ini menjual juga makanan2 dan beberapa souvenir seperti kaos, stiker, dll. Setelah istirahat satu setengah jam, tepat jam 8 kami pulang ke pondok. #
Ya jadi kayak gitu ceritaku saat melakukan pendakian ke puncak merbabu. Sungguh ini akan menjadi pengalaman yang tak akan terlupakan seumur hidupku. Semoga cerita ini bisa bermanfaat untuk teman2 khususnya para pendaki yang ingin mendaki gunung merbabu. Aminn ya robbal alamin…

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar